http://compteur.cc/

Minggu, 18 November 2012

LAPORAN PERCOBAAN KOROSI BESI 2


PERCOBAAN I
KOROSI BESI
22 September 2012
TUJUAN
1.                   Mengamati perubahan perkaratan besi
2.                   Mengamati proses oksidasi dan reduksi yang terjadi pada besi
DASAR TEORI
       Korosi merupakan proses degradasi,deterorisasi,pengerusakan materil yang  di sebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara satu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut.Dalam bahasa sehari-hari korosi di sebut dengan perkaratan.Kata korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang artinya  pengrusakan logam atau perkaratan.jadi jelas korosi di kenal sangat merugikan.Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya,yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan.Sistem ini di katakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaanya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi.Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual ada fungsi komersialnya.Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.Berdasarkan dari asumsi tersebut ,percobaan ini di fokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada  percobaan ini akan di ketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat  kimia nya.
      Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang umum terdapat pada kerak bumi .besi cukup reaktif, besi bila di biarkan di udara terbuka untuk  beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim di sebut perkaratan besi.Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks yag melihat oksigen:
Fe(s)  + O2  -->  Fe2O3
       Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat di bedakan mejadi dua,yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan diri lingkungan. Dari Faktor bahan meliputi kemurnian  bahan,struktur bahan ,bentuk kristal ,unsur-unsur kelumit yang ada  dalam bahan,teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam,basa serta garam,baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat  proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.
       Flour,hidrogen flourida beserta persenyawaan-persenyawaannya di kenal sebagai bahan korosif. Dalam industri,bahan ini umumnya di pakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak di gunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal,bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya di gunakan untuk sintesa bahan organik,sebagai bahan anti beku didalam alat pendingin,juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk.Bejana-bejana penyimpan ammoniak harus selalu di periksa untuk mencegah terjadinya kebocoran dan pelepasan bahan ini ke udara.Embun pagi saat ini umumnya mengandung aneka partikel aerosol,debu serta gas-gas asam seperti NOx dan SOx.
Dalam batu bara terdapat belerang atau sulfur (S) yag apabila di bakar berubah menjadi oksida belerang.
     Masalah utama berkaitan dengan peningkatan penggunaan batu bara adalah dilepaskannya gas-gas polutan seperti oksida nitrogen (NOx) dan Oksida belerang (SOx).Walaupun sebagian besar pusat tenaga listrik batu bara telah menggunakan alat pembersih endapan (presipitor) untuk membersihkan partikel-partikel kecil dari asap batu bara,namun NOx da SOx yang merupakan senyawa gas dengan bebasnya naik melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas. Di dalam udara,kedua gas tersebut dapat berubah menjadi asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).
       Oleh sebab itu,udara menjadi terlalu asam dan bersifat korosif dengan terlarutnya gas-gas asam tersebut di dalam udara.Udara yang asam ini tentu dapat berinteraksi dengan apa saja,termasuk komponen-komponen renik di dalam peralatan elektronik.Jika hal itu terjadi ,maka proses korosi tidak dapat  di hindari lagi. Korosi yang menyerang piranti maupun komponen-komponen elektonika dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kecelakaan.Karena korosi ini maka sifat elektrik komponen-komponen elektronika dalam komputer,televisi,radio,kalkulator,jam digital dan sebagaiya menjadi rusak.korosi dapat menyebabkan terbentuknya lapisan non-konduktor pada komponen elektronik.
        Oleh sebab itu,dalam lingkungan dengan tingkat pencemaran tinggi,aneka barang mulai dari komponen elektronika renik sampai jembatan baja semakin mudah rusak,bahkan hancur karena korosi.Dalam beberapa kasus,hubungan pendek yang terjadi pada peralatan elektronik dapat menyebabkan terjadi nya kebakaran yang menimbulkan kerugian bukan hanya dalam bentuk kehilangan atau kerusakan materi,tetapi juga korban nyawa.

ALAT DAN BAHAN 
1. Alat
                     Gelas piala 250 ml
                     Cawan petri
                     Batang pengaduk
                     Penanggas air
                     Paku
2. Bahan
                     Larutan NaCl
                     Agar-agar
                      K3(Fe(CN)6)
                     Fenolftalin
                     Larutan HCL

HASIL PENGAMATAN


Tabel Perlakuan Terhadap 6 Jenis Paku yang Berbeda


1.  30 Menit

Paku
Agar-agar (Kontrol)
Kontrol + Fenolftalein (PP)
Kontrol + K4(Fe(CN)6) 0,5 M
Kontrol + NaCl 0,5 M
Kontrol + NaOH 0,5 M
Kontrol + HCl 0,5 M
Payung
Tetap
Sedikit Coklat
Warna Hijau Di Bagian Ujung
Tetap
Tetap
Tetap
Jarum Pentul
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Baut
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Beton
Tetap
Ujung Sedikit Berwarna Pink
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Kecil
Tetap
Ujung Sedikit Berwarna Pink
Warna Hijau Di Sekelilingnya
Tetap
Tetap
Tetap
Sedang
Tetap
Warna Pink Di Permukaannya
Warna Hijau Di Sekelilingnya
Mulai Berkorosi dan Warna Hijau Di Sekelilingnya
Mulai Berubah Warna Kekuningan Di Atasnya
Mulai Berkorosi, Di bagian Siainya Berwarna Coklat dan Terdapat Gelembung


2.  1 Jam

Paku
Agar-agar (Kontrol)
Kontrol + Fenolftalein (PP)
Kontrol + K4(Fe(CN)6) 0,5 M
Kontrol + NaCl 0,5 M
Kontrol + NaOH 0,5 M
Kontrol + HCl 0,5 M
Payung
Tetap
Di Bagian Atas Berwarna Pink
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap dan Terdapat Gelembung Di Sekelilingnya
Jarum Pentul
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap dan Terdapat Gelembung Di Sekelilingnya
Baut
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap dan Terdapat Gelembung Di Sekelilingnya
Beton
Tetap
Di Sisi-Sisinya Berwarna Pink
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap dan Terdapat Gelembung Di Sekelilingnya
Kecil
Di Sisi Atas Mulai Berkarat
Ujung-ujungnya Pink
Warna Hijau Di Sekelilingnya Lebih Banyak
Tetap
Agak Berkarat Di Sebelah Atas
Tetap dan Terdapat Gelembung Di Sekelilingnya
Sedang
Di Sisi-Sisinya Berkarat
Warna Pink Lebih Banyak
Warna Hijau Di Sekelilingnya Lebih Banyak
Berkarat Di Sebelah Atas
Warna Kekuningan Di Sisi-Sisinya
Sedikit Berkarat dan Terdapat Gelembung Di Sekelilingnya


3.  2 Jam

Paku
Agar-agar (Kontrol)
Kontrol + Fenolftalein (PP)
Kontrol + K4(Fe(CN)6) 0,5 M
Kontrol + NaCl 0,5 M
Kontrol + NaOH 0,5 M
Kontrol + HCl 0,5 M
Payung
Bagian Ujung Berwarna Kekuningan
Bagian Atas Berwarna Pink
Warna Hijau Semakin Banyak
Mulai Berkarat
Bagian Ujung Berkarat
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
Jarum Pentul
Tetap
Mulai Berwarna Pink
Tetap
Mulai Berkarat
Tetap
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
Baut
Tetap
Bagian Ujung Berwarna Pink
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
Beton
Tetap
Di Sekeliling Berwarna Pink
Bintik-Bintik Berkarat
Tetap
Tetap
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
Kecil
Berwarna Coklat
Pink dan Agak Berkarat
Warna Hijau Semakin Banyak
Bagian Ujung Berkarat
Bagian Sisi Berkarat
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
Sedang
Mulai Berkarat
Warna Pink dan Karat Menyeluruh
Warna Hijau Semakin Banyak
Karat Menyeluruh
Bagian Sisi Berkarat
Sedikit Berkarat dan Gelembung Semakin Banyak


4.  6 Jam

Paku
Agar-agar (Kontrol)
Kontrol + Fenolftalein (PP)
Kontrol + K4(Fe(CN)6) 0,5 M
Kontrol + NaCl 0,5 M
Kontrol + NaOH 0,5 M
Kontrol + HCl 0,5 M
Payung
Mulai Berkarat
Bagian Atas Berwarna Pink
Warna Hijau Semakin Banyak
Sedikit Berkarat
Bagian Ujung Berkarat
Bagian Ujung Berkarat
Jarum Pentul
Tetap
Bagian Atas Berwarna Pink
Tetap
Sedikit Berkarat
Tetap
Tetap
Baut
Mulai Berkarat
Di Sekeliling Berwarna Pink
Tetap
Tetap
Tetap
Bagian Ujung Berkarat
Beton
Tetap
Di Sekeliling Berwarna Pink
Bintik-Bintik Berkarat
Tetap
Tetap
Bagian Ujung Berkarat
Kecil
Berwarna Coklat
Pink dan Agak Berkarat
Warna Hijau Semakin Banyak
Bagian Ujung Berkarat
Karat Menyeluruh
Tetap
Sedang
Berwarna Coklat
Warna Pink dan Karat Menyeluruh
Warna Hijau Semakin Banyak
Karat Menyeluruh
Karat Menyeluruh
Tetap


5.  3 Hari

Paku
Agar-agar (Kontrol)
Kontrol + Fenolftalein (PP)
Kontrol + K4(Fe(CN)6) 0,5 M
Kontrol + NaCl 0,5 M
Kontrol + NaOH 0,5 M
Kontrol + HCl 0,5 M
Payung
Karat Semakin Banyak
Bagian Atas Berkarat
Warna Hijau Semakin Banyak
Karat Menyeluruh

Karat Menyeluruh
Jarum Pentul
Tetap
Di Sekeliling Berwarna Ungu
Tetap
Karat Menyeluruh
Tetap
Karat Menyeluruh
Baut
Karat Semakin Banyak
Bagian Atas Berkarat
Tetap
Tetap
Tetap
Karat Menyeluruh
Beton
Tetap
Di Sekeliling Berwarna Ungu
Bintik-Bintik Berkarat
Tetap
Tetap
Karat Menyeluruh
Kecil
Warna Coklat Menyeluruh
Sangat Berkarat
Warna Hijau Semakin Banyak
Sangat Berkarat
Sangat Berkarat
Karat Menyeluruh
Sedang
Warna Coklat Menyeluruh
Sangat Berkarat
Warna Hijau Semakin Banyak
Sangat Berkarat
Sangat Berkarat
Karat Menyeluruh





PEMBAHASAN
      Pada percobaan kali ini mengenai korosi besi digunakan berbagai jenis paku sesuai kadar paku itu  untuk berkorosi/ berkarat.Banyaknya paku yang digunakan dijadikan sebagai variable terikat pada praktikum ini,karena praktikan akan membandingkan jenis paku apa yang lebih mampu bertahan dalam gangguannya menerima zat zat yang akan membuat paku itu untuk berkorosi. Paku-paku yang digunakan dalam praktikum ini yaitu terdiri dari paku payung, paku mur, paku beton, paku besi uk besar, paku besi ukuran kecil, dan jarum pentul.

 Besi  atau unsure yang dilambang kan Fe ini akan mengalami korosi (berkarat) setelah diberikan perlakuan khusus . Perlakuan khusus tersebut yakni dengan cara mencampurkan beberapa larutan dengan medium utamanya adalah agar-agar. Yang juga dalam medium agar agar tersebut dijadikan sebagai control  dalam mengamati hasil pengamatan ini..Fungsi utama dari agar-agar yang digunakan salah satunya sebagai medium indikator dan sebagai fasilitator untuk megetahui tempat-tempat dimana paku- paku tersebut  mengalami korosi  yang dibedakan bagiannya dari katoda atau anoda nya.


      Sedangkan untuk larutan - larutan yang praktikan gunakan adalah larutan NaCl, larutan NaOH, larutan K4FeCN6, larutan HCl,dan indicator PP(fenolptalein). Larutan ini digunakan sebagai salah satu factor penyebab adanya korosi. Cawan pertama diisi dengan agar-agar saja sebagai kontrol, Cawan kedua diisi dengan kontrol + Fenolptalein, Cawan ketiga diisi dengan kontrol + NaCl, Cawan keempat diisi dengan kontrol + NaOH, dan Cawan kelima diisi dengan kontrol + HCl, dan terakhir cawan diisi kontrol + K4(Fe(CN)6) . Jika dilihat dari larutan masing-masing isi cawan, korosi pada paku-paku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dengan adanya keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif.Dari bahan-bahan korosi itu terdiri dari asam , basa,dangaram
   
            Berdasarkan hasil pengamatan, pengkaratan pada besi terjadi lebih cepat dan lebih parah pada Cawan petri yang mengandung HCl (asam) .Hal ini terjadi karena, besi akan lebih mudah teroksidasi menjadi Fe2O3 pada keadaan asam.
Diketahui reaksinya sebagai berikut:
Fe(s)  + O2  -->  Fe2O3

            Pada cawan petri yang mengandung NaOH (basa), tidak banyak paku yang mengalami peningkatan proses korosi .Pada dasarnya sama halnya dengan asam ,basa pun akan mempengaruhi proses korosif pada paku namun karena energy potensial yang diberikan basa lebih kecil dari asam ,maka pengkaratan dalam suasana basa akan lebih lambat terjadi.

Dibawah ini adalah perdeaan energy potensial yang diberikan oleh asam maupun basa.

Sedangkan untuk cawan petri yang mengandung NaCl (garam), hampir semua paku mengalami korosif hanya paku mur yang masih memiliki struktur sama dari awal paku tersebut dimasukkan kedalam masing-masing cawan petri.Terjadinya pengkaratan dalam suasana garam ,akibat garam NaCl Ã  Na+ + Cl-  yang merupakan garam dari hasil asam kuat dan basa kuat atau perpaduan antara reaksi korosif dalam suasana asam atau basa yang telah dijelaskan sebelumnya .Prinsipnya anion Cl- lah yang memiliki sifat korosif, sehingga menimbukan perkaratan pada paku. 

Berbeda dari larutan-larutan sebelumnya ,jika pada larutan K4(Fe(CN)6) dan indicator PP reaksi justru menghasilkan warna pada paku-paku tersebut.Untuk indicator PP menghasilkan warna pink keunguan disekitar bagian sisi paku. Hal ini karena indicator yang digunakan memang termasuk dalam indicator asam basa dimana dalam suasana basa indicator akan merubah warnanya dari bening menjadi pink keunguan. Hubungan antara reaksinya dengan paku-paku tersebut adalah dari paku itu sendiri mengandung unsure Fe( besi ) yang juga memiliki sifat basa,misalnya saja dalam pembentukannya menjadi Fe(OH)3.Sedangkan untuk cawan petri yang mengandung larutan K4(Fe(CN)6) memberikan warna kehijauan pada paku - paku tersebut.
Dalam pengamatan pada paku-paku tersebut dapat dilihat bahwa paku mur lah yang memliki tingkat korosif paling kecil, karena paku jenis ini tidak banyak bereaksi dengan larutan larutan yang diberikan menjadi paku yang berkorosi. Diduga karena paku jenis ini telah terlapisi oleh bahan lain yang memiliki potensialnya reduksi  lebih negative sehingga Fe(besi) didalamnya akan terlindungi dari factor-faktor yang menyebabkan pengkaratan

KESIMPULAN
1. Proses korosi besi lebih cepat terjadi pada cawan petri yang mengandung agar-agar + HCl.
2. Proses korosi terjadi ketika adanya oksigen dari sistem maupun lingkungan dan air.
3. Terjadi oksidasi pada cawan petri yang mengandung HCl dan terjadi reduksi pada cawan petri yang mengandung fenolptalein.
4. Paku yang memiliki tingkat korosi paling rendah adalah Paku mur

DAFTAR PUSTAKA
                     Chalid,Sri Yadial.2007.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif    Hidayatullah Jakarta.
                     Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
                     http://www.scribd.com/doc/53243556/Korosi-Besi

PERTANYAAN

1.             Apa tanda-tanda telah terjadi proses redoks pada percobaan ini?
       
>>>  Besi berubah mejadi besi (III) Oksida yang merupakan reaksi perkaratan besi.

2. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi!


3. Sebutkan reagen-reagen apa saja yang dapat meleburkan logam Fe!
            >>> Reagen yang dapat meleburkan logam Fe(besi) adalah HCl dan NaCl

4. Senyawa apa saja yang terdapat pada besi komersial?
      >>>Besi komersial merupakan campuran besi dan karbon 1.67%, serta mangan(Mn), tembaga(Cu), silicon(Si), belerang(S).


Lampiran:
hasil percobaan setelah 3 hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar