muapsein.blogspot.com
Penelitian di bidang obat-obatan kimia anorganik, akhir-akhir
ini telah dikembangkan dengan memanfaatkan ligan-ligan pengkhelat yang
terkoordinasi bersama ion-ion logam, kompleks yang terbentuk diarahkan sebagai
kontrol dalam bioaktivitas. Agen pengkhelat dari ligan ini memberikan
keuntungan dalam stabilitas kompleks yang terbentuk (Ryan E. Mewis. 2010). Asam dipikolinat dapat sebagai ligan anionik
berupadipic2-. Ligan dipikolinat termasuk jenis ligan
tridentat dengan tiga atom donor pasangan elektron, yaitu N (nitrogen) dan 2
buah atom O (oksigen). Karena memiliki lebih dari satu atom donor, ligan
dipikolinat termasuk ligan jenis pengkhelat (sepit) (Paul M. Pellegrino. 2001).
Dipikolinat ini banyak ditemukan dalam beberapa senyawa alami
sebagai suatu produk degradasi oksidatif dari vitamin, koenzim, dan alkaloid,
serta merupakan suatu komponen dari fulvic
acid. Asam dipikolinat (piridin-2,6-dikarboksilat) juga menunjukkan beberapa
fungsi biologis, di antaranya adalah kemampuan untuk aktivasi-inaktivasi dari
beberapa mettaloenzim, penghambat transfer elektron, oksidasi LDL, selain itu
juga toksisitas yang rendah (low toxicity) dari piridin-2,6-dikarboksilat banyak
digunakan dalam model senyawa metallo-pharmaceutical(Zafar
A. Siddiqi. 2009).
Akhirnya, asam dipikolinat menjadi salah satu ligan yang paling
sesuai untuk senyawa pharmacological yang aktif, karena sifatnya yang
rendah toksisitas dan amphophilic (AC.
Gozales-Baro. 2005). Turunan asam karboksilat dan piridin telah banyak
ditemukan kegunaannya dalam bidang kimia analitik dan sebagai penghambat
korosi. Suatu asam dengan gugus karboksilat yang bertetangga dengan atom
nitrogen berperan dalam suatu pembentukan reaksi kompleks dengan beragam ion
logam (B. Setlow. 1993).
Asam dipikolinat juga
merupakan penyusun utama dari bakteri spora. Dalam beberapa bakteri, asam
dipikolinat menyumbang 17% dari berat spora. Asam dipikolinat (H2dipic), atau
piridin-2,6-dikarboksilat dipercaya merupakan faktor utama yang berperan dalam
melindungi spora dari panas dan radiasi UV (Alper Tolga, et al. 2009). Senyawa
ini juga berperan untuk menjaga kestabilan dan pertumbuhan spora. Asam
dipikolinat dalam sistem biologis, dipelajari pertama kali oleh Udo pada tahun
1936. Keberadaan asam piridin-2,6-dikarboksilat pada spora bakteri dipelajari
oleh Powell pada tahun 1953. Molekul ini juga terdapat pada beberapa jamur.
Molekul ini tidak bereaksi dalam beberapa perubahan kimia,
karena sifatnya yang inert dan tidak reaktif, tetapi mendapat perhatian yang
lebih dalam bidang biologi, karena keberadaannya pada spora bakteri. Molekul
asam piridin-2,6-dikarboksilat juga merupakan suatu agen pengkelat yang utama,
sifat ini telah dipelajari dalam pergeseran kesetimbangan chiral-induced, yang dikenal juga
sebagai efek Pfeiffer. Efek ini
telah digunakan untuk membuktikan kemampuan optis dari kelat ion dipikolinat
dengan beberapa logam lanthanida.
Sumber : Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar