muapsein.blogspot.com
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membangun persepsi
memudahkan kelulusan siswa sehingga semua civitas akademikan sekolah menjadi
bermalas-malas atau tidak lagi bekerja keras mensukseskan pelaksanaan ujian
nasional 2012. Tulisan ini lebih ditujukan agar semua pihak yang terlibat dalam
proses kelulusan siswa khususnya guru dan siswa tidak menjadi paranoid,
ketakutan yang berlebihan terhadap prosesi ujian nasional. Tulisan ini lebih
disebabkan karena realitanya tidak sedikit siswa peserta ujian nasional
mengalami ketakutan berlebihan bahkan gangguan mental ringan seperti susah
tidur, panik dan kecemasan yang berlebihan yang justru berefek negatif terhadap
menurunnya kesehatan fisik siswa. Bahkan kecemasan akan prosesi ujian nasional
juga tidak semata muncul dikalangan siswa saja tetapi para juga para pengampu
kebijakan di tingkat daerah, tidak kurang sekelas gubernur pun harus turun
tangan untuk mengawal kesuksesan ujian nasional dengan mengadakan try out besar-besaran
sambil berbagi kaos agar siswa termotivasi untuk mengikuti try out ujian
nasional.
Kata lulus menjadi sangat mudah untuk dicapai oleh para siswa.
Hal ini sebabkan syarat kelulusan yang lebih ringan dibandingkan tahun
sebelumnya. Ketentuan kelulusan yang di desain 40% adalah dari nilai rapor
semester 1 sampai dengan semester 6, dan 60 % dilihat dari nilai ujian
nasional, tentu saja sangat membantu siswa dalam meraih predikat lulus. Dengan
ketentuan seperti ini maka sekolah yang hanya diberikan porsi 40% penentu
kelulusan dalam realitanya angka 40% ini bisa meningkat menjadi 60% penentu
kelulusan siswa. Adalah hak sekolah untuk memberikan nilai rata-rata 7 atau
bahkan nilai 10 dalam raport siswa, dan hal ini sangat sah dilakukan sekolah
karena tidak ada parameter standar terhadap nilai 7 atau 10 antara satu sekolah
dengan sekolah lain. Nilai 10 di sekolah tertentu bisa jadi adalah nilai 5 di
sekolah yang lain. Maka sekali lagi walaupun bobot ujian sekolah hanya 40%
realitanya nilai ujian sekolah bisa menjadi 60% penentu kelulusan siswa.
Sebagai contoh adalah jika siswa harus lulus dengan memiliki nilai rata-rata
5,5 maka siswa dapat meraih nilai rata-rata itu dengan mendapatkan nilai ujian
sekolah 9 atau bahkan nilai maksimal 10 sehingga untuk lulus siswa cukup
mendapatkan nilai ujian nasional 4 saja. Dengan hitungan (40 % x 9) + (60 % x
4) = 3,6 + 2,4 = 6,0. Nilai 3,6 ujian sekolah merupakan 60 % dari total penentu
kelulusan siswa. Jadi untuk sekedar lulus bagi siswa adalah sangat mudah. Jadi
"Hari gini stress tidak lulus ujian nasional apa kata dunia"
Lulus adalah sangat mudah tetapi sebetulnya yang menjadi
problematika bagi siswa kelas ujung yaitu 6 SD, 9 SMP dan 12 SMA bukan terletak
pada permasalah lulus atau tidak lulusnya siswa dari jenjang pendidikan yang
selama ini mereka tempuh, tetapi lebih bagaimana siswa mendapatkan sekolah
lanjutan. Pertama sistem seleksi siswa di sekolah lanjutan yang menggunakan
dasar nilai ujian nasional menuntut siswa untuk lebih berjuang mendapatkan
nilai ujian nasional yang baik agar bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan
lebih baik. Kedua nilai ujian nasional yang bukan menjadi syarat utama
kelulusan menjadi point penting untuk meningkatkan kejujuran sekolah terhadap
pelaksanaan dan hasil ujian nasional. Rekayasa nilai ujian nasional menjadi
berkurang sehingga setiap siswa mesti berjuang maksimal untuk mendapatkan nilai
ujian nasional yang baik, agar supaya lebih mudah dalam mencari sekolah
favorit. Problematika siswa dan orang tua bukan terletak pada kata lulus atau tidak
lulus tetapi lebih kepada bagaimana mendapatkan nilai ujian nasional yang
tinggi agar lebih mudah mencari sekolah lanjutan.
Untuk mendapatkan nilai ujian nasional yang tinggi tentunya
harus dihadapi dengan sebuah strategi, bukan hanya dihadapi dengan rasa stres
yang berlebihan. Nilai ujian nasional yang optimal bisa diraih dengan
meningkatkan kemampuan siswa untuk mempetakan dirinya dalam empat hal.
1. Peta Kompetensi Siswa
Ujian nasional akan menjadi jauh lebih mudah di persiapkan siswa
jika siswa mampu mempetakan dirinya termasuk dalam kelompok siswa yang tahu.
Siswa tahu apakah dirinya tahu atau siswa tahu apakah dirinya belum tahu
terhadap suatu materi yang akan dikeluarkan dalam soal ujian nasional.
Kemampuan ini akan memberikan arahan yang jelas bagi guru untuk melakukan
pengayaan materi dan akan menfokuskan belajar siswa kepada materi pelajaran
yang dia belum tahu. Diharapkan jangan sampai satu bulan sebelum pelaksanaan
ujian nasional siswa justru tidak tahu apakah dirinya tahu atau tidak tahu bahwa
dia belum tahu terhadap suatu materi yang akan diujikan. Membutuhkan
ketrampilan khusus agar siswa dapat mempetakan dirinya termasuk kedalam
kelompok orang yang tahu bahwa dia sudah tahu, tahu bahwa dia belum tahu atau
bahkan tidak tahu bahwa dia tahu, atau bahkan siswa tidak tahu kalau dirinya
tidak tahu.
2. Peta Materi
Secara bercanda penulis selalu mengatakan kepada siswa bahwa
haram hukumnya belajar seluruh materi kelasi 7, 8 dan 9 SMP atau kelas 10,11
dan 12 SMA dalam menghadapi ujian nasional. Hal ini lebih karena pertama siswa
akan menjadi stres ketika belajar seluruh materi dalam waktu yang sangat
singkat sedangkan beban materi yang cukup banyak. Kedua adalah bahwa dalam
setiap materi di kelas 7, 8 dan 9 SMP atau 10, 11 dan 12 SMA terdapat materi yang
wajib, sunah atau bahkan materi yang makruh untuk dipelajari. Materi wajib
adalah materi yang terdapat dalam SKL atau sering dikeluarkan dalam pelaksanaan
ujian nasional sebelumnya. Sedangkan materi sunnah adalah materi yang
kemungkinan bisa keluar dalam ujian nasional. Dan materi makruh adalah materi
yang sangat jarang atau bahkan tidak mungkin dikeluarkan dalam prosesi ujian
nasional. Dengan kemampuan siswa mempetakan materi ini maka siswa dapat fokus
belajar kepada materi yang wajib saja. Acuan utama dalam menentukan materi
wajib, sunnah atau makruh adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ujian
nasional yang setiap tahun diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. SKL
inilah yang menjadi guiding dalam proses belajar siswa. Dengan kata lain siswa
cukup belajar SKL untuk mendapatkan nilai ujian nasional.
3. Peta Waktu
Waktu pelaksanaan ujian nasional yang semakin dekat menutut
siswa dan pengajar untuk dapat menggunakan waktu seefektif dan seefisien
mungkin. Ujian nasional yang hanya mensisakan waktu kurang lebih 30 hari dapat
dioptimalkan untuk proses balajar siswa secara sistematik. Siswa dapat membagi
waktu yang hanya tinggal 30 hari untuk belajar 6 bidang studi, maka kurang
lebih siswa dapat mengalokasikan 5 hari untuk belajar satu bidang studi. Fokus
belajar siswa dalam seharinya dapat dialokasikan pada basis jumlah soal ujian
nasional atau berbasis pada jumlah indikator dalam SKL ujian nasional. Misal
kalau jumlah soal ujian nasional
adalah 40 per bidang studi, maka siswa mengoptimalkan belajar 8 soal per hari. Atau jika berbasis pada indikator dalam SKL yang rata-rata adalah 20 indikator per bidang studi maka setiap siswa cukup belajar 4 indikator setiap hari. Dengan sistem pemetaan waktu dan beban belajar ini maka siswa diharapkan tidak akan stres dalam menghadapi ujian nasional.
adalah 40 per bidang studi, maka siswa mengoptimalkan belajar 8 soal per hari. Atau jika berbasis pada indikator dalam SKL yang rata-rata adalah 20 indikator per bidang studi maka setiap siswa cukup belajar 4 indikator setiap hari. Dengan sistem pemetaan waktu dan beban belajar ini maka siswa diharapkan tidak akan stres dalam menghadapi ujian nasional.
4. Peta Prediksi
Soal ujian nasional dibuat semaksimal mungkin bisa mengakomodir
seluruh bobot soal. Pembuat soal akan membuat soal dalam kategori mudah, sedang
dan sulit. Tetapi tentu saja bobot soal ini dilihar dari kacamata si pembuat
soal atau guru. Efeknya mungkin sangat berbeda jika kita berbicara dengan
siswa, soal yang mereka hadapi bisa mungkin saja berada pada kategori sulit dan
sulit bagi siswa. Kemampuan guru dan siswa memilah-milah soal dan membuat
prediksi ujian nasional 2012 tentu akan sangat membantu siswa dalam mencapai
sukses ujian nasional.
Dengan kemampuan siswa mempetakan dirnya, mempetakan materi,
mempetakan waktu dan membuat peta prediksi ujian nasional ini akan memudahkan
siswa dalam meraih kelulusan dan siswa akan mendapatkan nilai ujian
nasional yang tinggi dengan tetap mengutamakan prinsip kejujuran dan jauh dari
cara-cara curang dalam meraih kata sukses ujian nasional,"Hari Gini Curang
Ujian Nasional Apa Kata Dunia"
Disadur dari :
M. Syamsul Ma'Arif
Pengerak PuSPA Pusat Studi Pendidikan
Alternatif
Alternatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar