muapsein.blogspot.com
Menentukan Bilangan Kuantum
Elektron- Menurut model atom mekanika kuantum, gerakan elektron dalam mengelilingi
inti atom memiliki sifat dualisme sebagaimana diajukan oleh de Broglie. Oleh
karena gerakan elektron dalam mengelilingi inti memiliki sifat seperti
gelombang maka persamaan gerak elektron dalam mengelilingi inti harus terkait
dengan fungsi gelombang. Dengan kata lain, energi gerak (kinetik) elektron
harus diungkapkan dalam bentuk persamaan fungsi gelombang.
Persamaan yang menyatakan gerakan
elektron dalam mengelilingi inti atom dihubungkan dengan sifat dualisme materi
yang diungkapkan dalam bentuk koordinat Cartesius. Persamaan ini dikenal
sebagaipersamaan Schrodinger. Dari persamaan Schrodinger ini dihasilkan
tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut( l ), dan bilangan kuantum magnetik(m). Ketiga bilangan kuantum ini merupakan bilangan
bulat sederhana yang menunjukkan peluang adanya elektron di sekeliling inti
atom. Penyelesaian persamaan Schrodinger menghasilkan tiga bilangan kuantum.
Orbital diturunkan dari persamaan Schrodinger sehingga terdapat hubungan antara
orbital dan ketiga bilangan kuantum tersebut.
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) memiliki
nilai n = 1, 2, 3, …, n. Bilangan kuantum ini menyatakan tingkat energi
utama elektron dan sebagai ukuran kebolehjadian ditemukannya elektron dari inti
atom. Jadi, bilangan kuantum utama serupa dengan tingkat-tingkat energi
elektron atau orbit menurut teori atom Bohr. Bilangan kuantum utama merupakan
fungsi jarak yang dihitung dari inti atom (sebagai titik nol). Jadi, semakin
besar nilai n, semakin jauh jaraknya dari inti.
Oleh karena peluang menemukan elektron
dinyatakan dengan orbital maka dapat dikatakan bahwaorbital berada dalam
tingkat-tingkat energi sesuai dengan bilangan kuantum utama (n).
Pada setiap tingkat energi terdapat satu atau lebih bentuk
orbital. Semua bentuk orbital ini membentuk kulit (shell). Kulit adalah
kumpulan bentuk orbital dalam bilangan kuantum utama yang sama. Kulit-kulit ini
diberi lambang mulai dari K, L, M, N, …, dan seterusnya. Hubungan bilangan
kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut.
Bilangan kuantum utama (n)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
…
|
Lambang kulit
|
K
|
L
|
M
|
N
|
…
|
Jumlah orbital dalam setiap kulit sama
dengan n2, n adalah bilangan kuantum utama.
Contoh:
Berapa jumlah orbital pada kulit L?
Penyelesaian:
Jumlah orbital dalam kulit L (n=2)
adalah 22=4.
b. Bilangan Kuantum Azimut ( l )
Bilangan kuantum azimut disebut juga
bilangan kuantum momentum sudut, dilambangkan dengan l.Bilangan
kuantum azimut menentukan bentuk orbital. Nilai bilangan kuantum azimut
adalah l= n–1. Oleh karena nilai n merupakan bilangan bulat dan
terkecil sama dengan satu maka harga l juga merupakan deret
bilangan bulat 0, 1, 2, …, (n–1). Jadi, untuk n=1 hanya ada satu harga bilangan
kuantum azimut, yaitu 0. Berarti, pada kulit K (n=1) hanya terdapat satu bentuk
orbital. Untuk n=2 ada dua harga bilangan kuantum azimut, yaitu 0 dan 1.
Artinya, pada kulit L (n=2) terdapat dua bentuk orbital, yaitu orbital yang
memiliki nilai l=0 dan orbital yang memiliki nilai l=1.
Tabel 1.1 Bilangan Kuantum
Azimut pada Kulit Atom
n
|
Kulit
|
l
|
1
|
K
|
0 (s)
|
2
|
L
|
0 (s), 1 (p)
|
3
|
M
|
0 (s), 1(p), 2(d)
|
Pada pembahasan sebelumnya, dinyatakan
bahwa bentuk-bentuk orbital yang memiliki bilangan kuantum utama sama membentuk
kulit. Bentuk orbital dengan bilangan kuantum azimut sama dinamakan subkulit.
Jadi, bilangan kuantum azimut dapat juga menunjukkan jumlah subkulit dalam
setiap kulit. Masing-masing subkulit diberi lambang dengan s, p, d, f, …, dan
seterusnya. Hubungan subkulit dengan lambangnya adalah sebagai berikut.
Bilangan kuantum azimut (l )
|
0
|
1
|
2
|
3
|
…
|
Lambang subkulit
|
s
|
p
|
d
|
f
|
…
|
Contoh:
Pada kulit K (n=1), nilai memiliki harga
0 maka pada kulit K hanya ada satu subkulit atau satu bentuk orbital, yaitu
orbital s.
Pada kulit L (n=2), nilai memiliki harga
0 dan 1 maka pada kulit L ada dua subkulit, yaitu orbital s dan orbital p (jumlahnya
lebih dari satu).
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Bilangan kuantum magnetik disebut juga
bilangan kuantum orientasi sebab bilangan kuantum ini menunjukkan orientasi
(arah orbital) dalam ruang atau orientasi subkulit dalam kulit. Nilai bilangan kuantum
magnetik berupa deret bilangan bulat dari –m melalui nol sampai +m. Untuk l=1,
nilai m=0, ±l. Jadi, nilai bilangan kuantum magnetik untuk l=1
adalah –l melalui 0 sampai +l.
Contoh:
Untuk =1, nilai bilangan kuantum
magnetik, m=0, ± 1, atau m= –1, 0, +1. Untuk =2, nilai bilangan kuantum
magnetik adalah m= 0, ± 1, ± 2, atau m= –2, –1, 0, +1, +2.
Subkulit-s ( l =0)
memiliki harga m=0, artinya subkulit-s hanya memiliki satu buah orbital. Oleh
karena m=0, orbital-s tidak memiliki orientasi dalam ruang sehingga bentuk
orbital-s dikukuhkan berupa bola yang simetris.
Subkulit-p ( l=1) memiliki
nilai m= –1, 0, +1. Artinya, subkulit-p memiliki tiga buah orientasi dalam
ruang (3 orbital), yaitu orientasi pada sumbu-x dinamakan orbital px, orientasi
pada sumbu-y dinamakan orbital py, dan orientasi pada sumbu-z dinamakan orbital
pz.
Subkulit-d ( l=2) memiliki
harga m= –2, –1, 0, +1, +2. Artinya, subkulit-d memiliki lima buah orientasi
dalam ruang (5 orbital), yaitu pada bidang-xy dinamakan orbital dxy,
pada bidang-xz dinamakan orbital dxz, pada bidang-yz dinamakan
orbital dyz, pada sumbu x2–y2 dinamakan
orbital dx2-y2, dan orientasi pada
sumbu z2 dinamakan orbital dz2 .
Contoh Menentukan Jumlah Orbital
Tentukan nilai n, l, dan m dalam kulit M? Berapakah jumlah
orbital dalam kulit tersebut?
Jawab:
Kulit M berada pada tingkat energi ke-3 sehingga:
n=3,
l = 0, 1, 2.
Pada l=0, nilai m= 0. Jadi, hanya ada 1 orbital-s
Pada l=1, nilai m= –1, 0, +1. Jadi, ada 3 orbital -p, yakni px,
py, pz.
Pada l= , nilai m= –2, –1, 0, +1, +2. Jadi, ada 5 orbital-d,
yakni dxy, dxz, dyz, dx2- y2,dan
dz2 .
Jadi, dalam kulit M terdapat 9 orbital.
Hal ini sesuai dengan rumus n2, yaitu 32= 9.
d. Bilangan Kuantum Spin (s)
Di samping bilangan kuantum n, l,
dan m, masih terdapat satu bilangan kuantum lain. Bilangan kuantum ini
dinamakan bilangan kuantum spin, dilambangkan dengan s. Bilangan
kuantum ini ditemukan dari hasil pengamatan radiasi uap perak yang dilewatkan
melalui medan magnet, olehOtto Stern dan W. Gerlach.
Pada medan magnet, berkas cahaya dari
uap atom perak terurai menjadi dua berkas. Satu berkas membelok ke kutub utara
magnet dan satu berkas lagi ke kutub selatan magnet (perhatikan Gambar
1.6). Berdasarkan pengamatan tersebut, disimpulkan bahwa atom-atom perak
memiliki sifat magnet.
Gambar 1.6 Penguraian berkas uap
atom perak (percobaan Stern-Gerlach)
Pengamatan terhadap atom-atom unsur
lain, seperti atom Li, Na, Cu, dan Au selalu menghasilkan gejala yang serupa. Atom-atom
tersebut memiliki jumlah elektron ganjil. Munculnya sifat magnet dari berkas
uap atom disebabkan oleh spin atau putaran elektron pada porosnya. Berdasarkan
percobaan Stern-Gerlach, dapat disimpulkan bahwa ada dua macam spin elektron
yang berlawanan arah dan saling meniadakan. Pada atom yang jumlah elektronnya
ganjil, terdapat sebuah elektron yang spinnya tidak ada yang meniadakan.
Akibatnya, atom tersebut memiliki medan magnet.
Spin elektron dinyatakan dengan bilangan
kuantum spin. Bilangan kuantum ini memiliki dua harga yang berlawanan tanda,
yaitu + ½ dan – ½ . Tanda (+) menunjukkan putaran searah jarum jam dan tanda
(–) arah sebaliknya (perhatikan Gambar 1.7). Adapun harga ½ ,
menyatakan fraksi elektron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar